World News

Komisi Gratis | Bisnis Online Tanpa Modal

Minggu, 12 Februari 2012

PENGARUH EI TERHADAP KEBERHASILAN DIBANDINGKAN PENGARUH IQ




BAB I

PENDAHULUAN
            Alhamdulillah dan puji syukur kita ucapkan kepada Allah yang telah memberikan kita ilmu pengetahuan melalui perantara Rasulnya Nabi besar Muhammad SAW.
            Kehidupan keluarga adalah sekolah pertama kita untuk mempelajari masalah emosi. Dalam wadah yang intim ini kita belajar cara mengenali perasaan dalam diri kita dan cara orang lain bereaksi terhadap perasaan kita; cara memahami pelbagai perasaan ini dan pilihan – pilihan apa  yang kita miliki untuk menaggapinya; cara mengenali dan mengungkapkan harapan dan ketakutan. Sekolah emosi ini berjalan tidak hanya bertumpu dari apa yang dikatakan oleh para orangtua  dan apa yang dilakukannya langsung kepada anak-anak, tetapi juga dari contoh-contoh yang mereka lakukan dalam mengatasai perasaan mereka sendiri dan segala sesuatu yang terjadi antara suami dan istri.
            Oleh karena dalam kesempatan ini saya selaku pembuat makalah membandingkan tingkat keberhasilan anak melalui emotional dan inteligensi kedua duanya sama-sama penting dan harus dimiliki oeh manusia guna mencapai kehidupan yang damai dan dijauhi dari rasa takut dan kecemasan yang selalu menghantuinya walaupun orang tersebut mempunyai inteligensi yang tinggi tapi tidak mempunyai emotional inteligensi.




BAB II

OTAK EMOSIONAL

A.    APAKAH KEGUNAAN EMOSI

Sebagai pemahaman akan maksud  dan potensi emosi , menyiratkan bahwa perasaan kita yang paling dalam , nafsu, dan hasrat kita, merupakan pedoman penting, dan bahwa spesies manusia berhutang amat banyak pada kekuatan emosi karena dengan adanya emosi manusia  dapat menunjukkan keberadaannya dalam masalah – masalah manusiawi. Kekuatan emosi ini  luar biasa hanya cinta yang amat kuatlah ~ desakan untuk menyelamatkan anak tercinta~yang dapat mendorong orangtua mengalahkan hasrat menyelamatkan diri sendiri. Bila ditinjau dari aspek nalar, pengorbanan semacam itu jelas tidak rasional.; bila ditinjau dari aspek perasaan, tindakan tersebut merupakan satu-satunya pilihan.
Pandangan mengenai kodrat manusia yang mengabaikan kekuatan emosi jelaslah pandangan yang amat picik. Sebutan Homo Sapiens, spesies yang berpikir, merupakan hal yang keliru dalam pola pemahaman serta visi baru yang ditawarkan oleh sains saat ini tentang emosi dalam kehidupan kita. Sebagaiman kita tahu dari pengalaman , apabila masalahnya menyangkut pengambilan keputusan dan tindakan, aspek perasaan sama pentingnya ~ dan seringkali lebih penting ~ daripada nalar  Kita sudah terlampaui lama menekankan pentingnya nilai dan makna rasional murni ~ yang menjadi tolak ukur IQ ~ dalam kehidupan manusia. Bagaimanapun kecerdasan tidaklah berarti apa – apa bila emosi yang berkuasa.
1.      BILA NAFSU MENGALAHKAN NALAR
Kendati terdapat kendala sosial, dari waktu ke waktu nafsu seringkali menguasai nalar . Kodrat manusia ini muncul dari arsitektur dasar kehidupan mental. Dari segi bentukan biologis jaringan sirkuit saraf emosi, sifat – sifat bawaan adalah apa yang berfungsi paling berhasil selama 50.000 generasi manusia yang terakhir, bukan 500 generasi ~ dan pasti bukan lima generasi terakhir.
Semua emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan scara berangsur – angsur oleh evolusi. Akar kata emosi adalah Movere, kata kerja Bahasa latin  yang berarti “menggerakkan, bergerak”, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Bahwasanya emosi memancing tibdakan, tampak jelas bila kita mengamati binatang atau anak – anak; hanya pada orang – orang dewasa “ yang beradab” kita begitu sering menemukan perkecualian  besar dalam dunia makhluk hidup, emosi ~ akar dorongan untuk bertindak ~ terpisah dari reaksi – reaksi yang tampak di mata.[1]
2. BAGAIMANA OTAK TUMBUH
Untuk memahami dengan lebih baik cengkeraman kuat emosi terhadap otak yang berpikir ~ dan mengapa perasaan dan nalar selalu siap saling menyerang ~ kita harus mempertimbangkan bagaimana otak tumbuh. Otak manusia, dengan berat kurang lebih satu setengah kilogram yang terdiri atas sel –sel dan cairan saraf, kurang lebih berukuran tiga kali ukuran otak kerabat – kerabat paling dekat kita dalam evolusi yaitu primata bukan manusia. Selama evolusi jutaan tahun, otak telah tumbuh dari bawah ke atas, dengan pusat – pusat yang lebih tinggi berkembang sebagai elaborasi bagian – bagian yang lebih rendah, yang lebih primitiff.
Bagian otak paling primitif, yang dimiliki oleh semua spesies yang mempunyai lebih daripada hanya sistem saraf paling sederhana, adalah batang otak yang mengelilingi ujung atas sumsum tulang belakang.Akar otak ini mengatur fungsi – fungsi dasar – dasar kehidupan seperti bernapas dan metabolisme organ – organ lai, juga mengendalikan reaksi dan gerakan dengan pola yang sama. Otak primitif ini tidak dapat dikatakan berpikir atau belajar, tetapi merupakan serangkaian regulator yang telah diprogram untuk menjaga agar tubuh berfungsi sebagaimana mestinya dan bereaksi dengan cara yang tidak membahayakan kelangsungan hidup.
Dari akar yang primitif ini, yaitu batang otak, terbentuklah pusat emosi. Akar kehidupan emosional yang paling kuno adalah indra penciuman, atau lebih tepatnya, lobus olfaktori (bonggol olfaktori) yaitu sel yang menerima dan menganalisis bau. Dari lobus olfaktori, mulailah berkembang pusat – pusat emosi primitif yang pada akhirnya tumbuh cukup besar untuk melingkupi bagian atas batang otak. Sewaktu akar asal otak baru itu tumbuh, wilayah – wilayah emosi itu terjalin melalui miliaran jaringan penghubung kesetiap bagian neokorteks (merupakan temapat pikiran ; neokorteks memuat pusat – pusat yang mengumpulkan dan memahami apa yang diserap oleh indra). Hal ini memberi pusat – pusat emosi kekuatan luar biasa untuk mempengaruhi berfungsinya bagian lain otak ~ termasuk pusat – pusatnya untuk pikiran.
B.     ANATOMI PEMBAJAKAN EMOSI
Ketika Robles menyampaikan kisah tentang dibunuhnya dua orang gadis di sebuah apartemen dengan pembunuhan yang sangat sadis , hingga hari Robles mempunyai banyak waktu untuk menyesali sekian menit amarah tak terkendali itu. Ledakan emosional semacam itu merupakan pembajakan saraf. Bukti menunjukkan bahwa pada saat – saat tersebut, pusat dalam otak limbic mengumumkan adanya keadaan darurat, sambil menghimpun bagian – bagian lain otak untuk mendukung agendanya yang mendesak. Pembajakan semacam ini bukanlah peristiwa – peristiwa sadis yang terisolasi dan menjurus pada kejahatan – kejahatan keji seperti pembunuhan. Dalam bentuk yang kurang dahsyat tetapi tidak berarti kurang hebat ~ pembajakan itu terjadi pada kita dengan frekuensi cukup sering.
Tidak pembajakan itu membawa beban. Bila suatau lawakan menyebabkan seseorang tertawa hebat sapai seakan – akan mau meledak, itupun merupakan respons limbik. Limbik juga bekerja pada saat – saat kegembiraan yang luar biasa.
1.      Letak Semua nafsu
Pada manusia, amigdala (dari kata Yunani yang berarti buah almond (buah badam) adalah kelompok struktur yang saling terkonenksi berbentuk buah badam yang tertumpu pada batang otak, dekat alas licin limbic.
Hippocampus dan amigdala merupakan dua bagian penting “ otak hidung” primitif yang dalam evolusi memunculkan konteks serta kemudian neokorteks. Hingga saat ini, kedua struktur limbic itu melakukan sebagian besar atau banyak ingatan dan pembelajaran otal; amigdala adalah spesialis masalah – masalah emosional.
Joseph LeDoux, seorang ahli saraf  di Center For Neural Science di New York University, adalah orang pertama yang menemukan peran kunci amigdala dalam otak emosional.[2]Temuan – temaunnya tentang jaringan otak emosional menyumbangkan gagasan lama tentang sistem limbic, dengan menempatkan amigdala pada pusat tindakan dan menempatkan struktur – struktur limbic lainnya pada peran yang amat berbeda.[3]
2.      Kabel Pemicu Saraf
Yang paling menarik untuk memahami kekuatan emosi dalam kehidupan mental adalah momen – momen tindakan penuh nafsu yang belakangan kita sesali, begitu deru nafsu mereda ; masalahnya adalah bagaimana kita begitu mudahnya menjadi tidak rasional.
Dalm arsitektur otak, amigdala berperan seperti perusahaan sekuriti dengan operator – operator yang siap siagamengirmkan panggilan – panggilan darurat kedinas pemadam kebakaran, polisi teangga, kapan saja sistem pengamanan rumah memberi isyarat bahaya.
Bila amigdala membunyikan , misalnya, tanda bahaya rasa takut , organ itu mengirimkan pesan – pesan mendesak ke setiap bagian otak yang penting : organ tersebut memicu diproduksinya hormon bertempur  atau kabur dalam tubuh, memobilisasi pusat – pusat gerak dan mengaktifkan sistem pembuluh darah dan jantung, otot serta isi perut.[4]
3.      Penjaga Emosi
Penelitian LeDoux merupakan langkah revolusioner dalam usaha memahami kehidupan emosional karena penelitiannya merupakan yang pertama yang mengamati jalur saraf untuk perasaan yang melangkahi peran neokorteks. Perasaan yang mengambil jalan pintas menuju amigdala mencakup perasaan kita yang paling primitif dan berpengaruh; sirkuit ini sangat bermanfaat untuk menjelaskan kekuatan emosi yang mengalahkan rasionalitas.
Secara anatomi, sitem emosi mampu bertindak sendiri terlepas dari neokorteks,’ Kata LeDoux  “ Beberapa reaksi emosional dan ingatan emosional dapat terbentuk tanpa partisipasi kognitif dan kesengajaan apa pun. Penelitian lain telah memperlihatkan bahwa dalam sekian perseribu detik pertama kita mencerap sesuatu, kita bukan saja secara sadar menangkap apa yang kita cerap tetapi juga memutuskan apakah kita suka atau tidak.
4.      Pengelola Emosi
Lazimnya, wilayah prefrontal mengatur reaksi emosional kita sejak awal.Proyeksi terbesar onformasi penginderaan dari thalamus, ingat, bukan menuju amigdala, melainkan menuju neokorteks dan pusat – pusatnya yang banyak, itu untuk diterima dan diberi makna apa yang dicerap.
Menurut perhitungan waktu otak , respons neokorteks lebih lambat daripada mekanisme pembajakan karena tanggapan neokorteks melibatkan lebih banyak sirkuit.
Pendek kata, lobus prefrontal kiri agaknya merupakan bagian sirkuit yang dapat mematikan, atau sekurang kurangnya memperlemah, semua gejolak emosi negatif kecuali emosi-emosi yang paling kuat. Apabila amigdala seringkali bertindak sebagai pemicu darurat, lobus prefrontal kiri tampaknya merupakan bagian sakelar “off” otak untuk emosi yang mengacaukan : amigdala mengusulkan, lobus prefrontal menentukan.
5.      Mneyelaraskan Emosi dan Nalar
Sambungan antara amigdala dan neokorteks merupakan medan perang sekaligus persetujuan kerja sama yang dibuat oleh kepala dan hati, nalar dan perasaan.Hubungan antarsirkuit ini menjelaskan mengapa emosi demikian penting bagi nalar yang efektif, baik dalam membuat keputusan – keputusan yang bijaksana maupun sekadar dalam memungkinkan kita berpikir jernih.
Dalam suatu study, misalnya murid – murid sekolah dasar yang mempunyai IQ di atas rata – rata namun nilai rapornya buruk ternyata , melalui pengujian – pengujian neuropsikologis , memiliki fungsi korteks  frontal yang cacat.[5]
Oleh karena itu, emosi sangat penting bagi rasionalitas. Dalam liku-liku perasaan dengan pikiran, kemampuan emosional membimbing keputusan kita dari saat ke saat., bekerja bahu membahu dengan pikiran rasional. Dalam artian tertentu kita mempunyai dua otak, dua pikiran dan dua jenis kecerdasan yang berlainan : Kecerdasan rasional dan kecerdasan emosional. Keberhasilan kita dalam kehidupan ditentukan oleh keduanya ~ tidak hanya oleh IQ , tetapi kecerdasan emosional~lah yang memegang peranan. Sungguh intelektualitas tak dapat bekerja dengan sebaik baiknya tanpa kecerdasan emosional. Apabila pasangan – pasangan ini berinteraksi dengan baik , kecerdasan emosional akan bertambah demikian juga kemampuan intelektual.
Ini menjungkirbalikkan pengertian lama tentang perselisihan antara akal dan perasaan : kita bukan ingin menghapuskan emosi dan menggantikannya dengan akal, sebagaimana dikatakan Erasmus, melainkan menemukan keseimbangan cerdas antara keduanya.


BAB III
A.    APAKAH EMOSI ITU
Emosi istilah yang makna tepatnya masih membingungkan baik para ahli psikologi maupun ahli filsafat selama lebih dari satu abad. Dalam makna paling harfiah , Oxford English Dictionary mendefenisikan emosisebagai “setiap kegiatan atau pergolakan pikiran , perasaan , nafsu ; setiap kedaan mental yang hebat atau meluap luap”
Para peneliti terus berdebat tentang emosi mana benar – benar yang dapat dianggap sebagai emosi primer ~ biru, merah, dan kuningnya setiap campuran perasaan ~ atau bahkan mempertanyakan apakah memang emosi primer semacam itu. Yang jelas makalah ini tidak menyelesaikan setiap pertanyaan bagaimana tentang perasaan yang campur aduk seperti iri hati, variasi marah yang juga mengandung sedih dan takut.
Dalam mencari prinsip Daniel Goleman mengikuti pemikiran Ekman dan yang lain – lainnya yang menganggap emosi berdasarkan kerangka kelompok atau dimensi, dengan cara mengambil kelompok besar emosi ~ marah, sedih, takut, bahagia,ceria, malu, dan sebagainya ~ sebagai nuansa titik tolak bagi kita yang tak habis habisnya.

B.     CIRI UTAMA PIKIRAN EMOSIONAL
Baru pada tahun – tahun belakangan ini muncul model ilmiah untuk otak emosional yang menjelaskan betapa banyaknya di antara apa – apa yang kita lakukan dapat didorong oleh emosi~bagaimana kita begitu dapat menjadi rasional di suatu saat dan menjadi begitu tidak rasional pada saat lainnya. Ekman dan Epstein masing – masing memiliki bukti ilmiah dengan bobot berbeda, mereka berdua memberikan daftar pokok ciri – ciri yang membedakan emosi dengan bagian lain kehidupan mental.[6]
1.      Respon yang cepat tetapi ceroboh
Pikiran emosional jauh lebih cepat daripada pikiran rasional, langsung melompat bertindak tanpa mempertimbangkan bahkan sekejap pun apa yang dilakukannya. Tindakan yang muncul dari pikiran emosional membawa rasa kepastian yang sangat kuat, hasil samping dari cara pandang akan segala sesuatu yang sederhana dan sempit yang dapat sangat mengerikan bagi pikiran rasional.
Ekman berpendapat bahwa secara teknis , memuncaknya emosi berlangsung amat singkat, hanya dalam hitungan detik bukannya dalam hitungan menit, jam atau hari. Alasan Ekman adalah, bahwa amatlah tidak baik bagi emosi untuk menguasai otak dan tubuh selama waktu yang panjang tanpa mempedulikan lingkungan yang berubah. Agar emosi berlangsung lebih lama, pemicunya haruslah dipertahankan, sehingga emosi tersebut dapat bertahan,  seperti apabila meninggalnya seseorang yang kita cintai membuat kita berkabung terus. Apabila perasaan itu bertahan selama beberapa jam, lazimnya perasaan itu menentukan nada perasaan, tetapi suasana hati bukanlah pembentuk yang sedemikian kuat bagaimana kita mencerap dan bertindak seperti halnya puncak emosi.
2.      Pertama adalah Perasaan, Kedua adalah Pemikiran
Karena pikiran rasional membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk mendata dan menanggapi daripada waktu yang dibutuhkan oleh pikiran emosional, maka dorongan pertama dalam suatu situasi emosional adalah dorongan hati, bukan dorongan kepala. Ada pula reaksi emosional jenis kedua yang lebih lamban daripada respons cepat ~ yang digodok dan diolah terlebih dahulu dalam pikiran sebelum mengalir ke perasaan.
Selain ada jalur cepat dan jalur lambat menuju emosi  yang satu langsung melalui persepsi dan yang lain melalui pemikiran reflektif ~ terdapat pula emosi – emosi yang dapat di undang. Salah satu contoh adalah perasaan yang sengaja dicetuskan , keterampilan yang dimiliki para aktor, seperti air mata yang dapat menetes apabila secara sengaja orang mengenang saat – saat menyedihkan.
Tetapi pikiran rasional lazimnya tidak memutuskan emosi – emosi apa yang sebaiknya kita miliki. Sebagai gantinya, perasaan – perasaan kita biasanya datang kepada kita sebagai tindakan fait accompli. Apa yang lazimnya dapat dikendalikan oleh pikiran rasional adalah jalannya reaksi reaksi itu. Dengan mengesampingkan beberapa pengecualian, kita tidak memutuskan kapan menjadi marah, sedih, dan seterusnya.
3.      Realitas Simbolik yang Seperti Kanak – Kanak.
Logika pikiran emosional itu bersifat asosiatif, menganggap bahwa unsur – unsur yang melambangkan suatu realitas, atau memicu kenangan terhadap raliras itu, merupakan hal yang sama dengan realitas tersebut. Itulah sebabnya mengapa perumpamaan, kiasan dan gambaran secara langsung ditujukan pada pikiran emosional.
Loguika hati ini ~ logika pikiran emosional ~ dilukiskan dengan baik oleh Freud dalam konsepnya tentang pikiran “proses primer”;ini adalah logika agama dan puisi, orang – orang gila dan kanak – kanak, mimpi dan mitos.
Ada banayak segi dimana akal emosional itu mirip perilaku kanak – kanak : semakin mirp kanak – kanak, semakin kuatlah tumbuhnya emosi tersebut. Cara mirip kanak – kanak ini bersifat menegaskan diri sendiri, dengan menkan atau mengabaikan ingatan atau fakta yang akan menggoyahkan keyakinan dan memanfaatkan ingatan serta fakta yang mendukung. Keyakinan akal rasional bersifat sementara , emosional menganggap keyakinan nya secara mutlak adalah benar, dan demikian meremehkan setiap bukti yang menentangnya. Itulah sebabnya mengapa sedemikian sulit mengajak berpikir orang yang emosinya naik; tak peduli bagusnya argumentasianda dari sudut pandang logika, argumentasi itu tidak berbobot apabila argumentasi tersebut di luar keyakinan emosional saat itu. Perasaan itu bersifat membenarkan diri sendiri, dengan serangkaian persepsi serta “bukti – bukti” nya sendiri.
4.      Masa Lampau Diposisikan sebagai Masa Sekarang
Apabila sejumlah ciri suatu peristiwa tampak serupa dengan kenangan masa lampau yang mengandung muatan emosi, akal emosional menanggapi nya dengan memicu perasaan – perasaan yang berkaitan dengan peristiwa yang di ingat itu. Akal emosional bereaksi terhadap keadaan sekarang seolah – olah keadaan itu adalah masa lampau.[7] Kesulitannya adalah , terutama apabila penilaian itu cepat dan automatis , barangkali kita tidak menyadari bahwa apa yang dahulu memang begitu , sekarang tidak lagi. Seseorang yang telah belajar ~ akibat pukulan – pukulan yang menyakitkan yang diterimanya semasa kanak – kanak ~ bereaksi terhadap hardikan amarah dengan rasa takut yang hebat dan kebencian , sampai tahap tertentu juga akan bereaksi demikian bahkan ketika sudah dewasa , meskipun hardikan tersebut tidak lagi menimbulkan ancaman semacam itu.
Apabila perasaan – perasaan itu amat kuat , maka reaksi yang dipicunya akan tampak nyata. Tetapi , bila kabur atau tersamar , barangkali kita tidak menyadari sepenuhnya reaksi emosional yang kita rasakan, meskipun secara halus reaksi itu mewarnai cara kita menanggapi momen tersebut. Kita tidak dapat mempunyai bayangan apakah yang sebetulnya terjadi , meskipun bisa jadi kita yakin betul bahwa kita tahu pasti apa yang sedang berlangsung. Pada saat – saat semacam itu akal emosional telah menjebak akal rasional, memperalatnya demi kepentingan akal emosional.
5.      Realitas yang Ditentukan oleh Keadaan
Bekerjanya akal emosional itu untuk sebagian besar ditentukan oleh keadaan, didiktekan oleh perasaan tertentu yang sedang menonjol pada saat tersebut. Bagaimana kita berpikir dan bertindak sewaktu kita merasa romantis akan betul – betul berbeda dengan bagaimana kita berperilaku jika kita sedangmarah atau ditolak. Dalam mekanika emosi, setiap setiap perasaan mempunyai repertoar pikiran, reaksi, bahkan ingatannya sendiri – sendiri. Repertoar yang ditentukan oleh keadaan menjadi paling menonjol dalam momen – momen dengan intensitas emosi yang tinggi.
Salah satu tanda bahwa salah satu repertoar sedang aktif adalah ingatan selektif. Salah satu tugas dari respons pikiran terhadap keadaan emosi adalah mengocok kenangan dan pilihan untuk bertindak agar pilihan dan ingatan yang paling relevan berada dipuncak hierarki dan dengan demikian lebih siap dijalankan. Dan, sebagaimana telah kita lihat, masing – masing emosi utama mempunyai jejak biologis yang khas , suatu pola perubahan – perubahan luas yang melanda tubuh sewaktu emosi tersebut meningkat dan serangkaian unik isyarat – isyarat yang secara autimatis dikirimkan oleh tubuh bila tubuh berada dalam cengkraman emosi itu.
C.    JARINGAN SIRKUIT SARAF RASA TAKUT
                        Amygdale merupakan pusat rasa takut. Ketika sebuah penyakit otak yag langka merusak amigdala , seorang wanita yang disebut SM oleh para neurology, rasa takut hilang darai repertoar mentalnya. Wanita itu menjadi tidak mampu mengidentifikasi pandangan ketakutan di wajah orang lain, dan tidak bisa mengungkapkan rasa takutnya sendiri. Sebagaimana dikatakan oleh ahli neourologinya, “ Apabila sesorang mengacungkan sepucuk pistol ke kepala SM, secara intelektual ia tahu bahwa ia seharusnya takut tetapi ia tidak akan merasa takut padahal Anda atau saya pasti akan ketakutan.
                        Ilmuwan – ilmuwan saraf  telah memetakan jaringan sirkuit rasa takut mungkin denfan detail yang paling cermat, meskipun pada tingkat ilmu saraf saat ini belum ada jaringan sirkuit emosi yang telah disurvei secara tuntas. Rasa takut merupakan contoh bagus yang pantas diutarakan untuk memahami dinamika persarafan emosi.
                        Tetapi sewaktu anda mulai betul – betul merasa takut ~ yaitu, ketika amigdala langsung memerintahkan sederetan respons. Amigdala memberi isyarat kepada sel –sel di batang otak untuk memasang ekspresi takut di wajah anda, membuat anda resah dan mudah terkejut, sementara itu amigdala , bersama dengan hippocampus yang tersambung padanya, memerintahkan sel – sel yang mengirimkan neourotransmiter-neourotransmiter utama.
                        Begitu sinyal – sinyal ini dikirimkan, anda telah tersetel menjadi betul betul takut: Anda menjadi sadar akan betapa kakunya perut anda , detak jantung yang semakin cepat, tegangnya otot –otot di sekitar leher dan bahu atau gemetarnya anggota badan.
D.    UNSUR – UNSUR AKTIF PROGRAM PENCEGAHAN
                        Unsur – unsur pada program – program yang efektif meliputi :
1.      Keterampilan Emsosional
·         Mengidentifikasikan dan memberi nama perasaan – perasaan.
·         Mengungkapkan perasaan
·         Menilai intensitas perasaan
·         Mengelola perasaan
·         Menunda pemuasan
·         Mengendalikan dorongan hati
·         Mengurangi Stres
·         Mengetahui perbedaan antara perasaan dan tindakan.
2.      Keterampilan Kognitif
·         Berbicara sendiri ~ melakukan “dialog batin” sebagai cara untuk menghadapi  suatu masalah atau menentang atau memperkuat perilaku diri sendiri.
·         Membaca dan menafsirkan isyarat – isyarat sosial ~ misalnya , mengenali pengaruh sosial terhadap perilaku dan melihat diri sendiri dalam perspektif masyarakat yang lebih luas.
·         Menggunakan langkah – langkah bagi penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan misalnya , mengendalikan dorongan hati, menentukan sasaran , mengidentifikasikan tindakan – tindakan alternatif, memperhitungkan akibat – akibat yang mungkin.
·         Memahami sudut pandang orang lain.
·         Memahami sopan santun
·         Sikap yang positif terhadap kehidupan.
·         Kesadaran diri ~ misalnya mengembangkan harapan – harapan yang realistis tentang diri sendiri.
3. Keterampilan Perilaku
·         Nonverbal ~ berkomunikasi melalui hubungan mata, ekspresi, wajah, nada suara, gerak gerik dan seterusnya.
·         Verbal~mengajukan permintaan-permintaan dengan jelas, menanggapi kritik secara efektif , menolak pengaruh negatif , mendengarkan orang lain menolong sesama , ikut serta dalam kelompok – kelompok yang psoitif.
E.     KURIKULUM SEF SCIENCE
·         Kesadaran diri: mengamati diri anda dan mengenali perasaan – perasaan anda
·         Pengambilan keputusan pribadi : mencermati tindakan – tindakan anda dan mengetahui akibat – akibatnya.
·         Mengelola perasaan : memantau “omongan sendiri” untuk menangkap pesan – pesan negatif seperti ejekan – ejekan tersembunyi.
·         Menangani stres : mempelajari pentingnya berolahraga, perenungan yang terarah, metode relaksasi.
·         Empati : memahami perasaan dan maslah orang lain dan berpikir dengan sudut pandang mereka.
·         Komunikasi : Berbicara mengenai perasaan secara efektif: menjadi pendengar dan penanya yang baik.
·         Membuka diri : menghargai keterbukaan dan membina kepercayaan dalam waktu hubungan.
·         Pemahaman : mengidentifikasi pola-pola dalam kehidupan emosional anda dan reaksi – reaksinya.
·         Menerima diri sendiri : merasa bangga dan memandang diri sendiri dalam sisi yang positif.
·         Tanggung jawab pribadi : rela memikul tanggung jawab.
·         Ketegasan: Mengungkapkan keprihatinan dan perasaan anda tanpa rasa marah atau berdiam diri.
·         Dinamika kelompok: mau bekerja sama ; mengetahui kapan dan bagaimana memimpin, kapan mengikuti.
·         Menyelesaikan konflik : Bagaimana berkelahi secara jujur dengan anak – anak lain, dengan orang tua, engan para guru.
F.     PEMBELAJARAN KETERAMPILAN SOSIAL DAN EMOSIONAL : HASIL – HASILNYA.
Child Development Project
Erich Schaps, Development Studies Cente, Oakland, California.
                  Eavluasi di sekolah – sekolah di Northern California, Taman Kanak – kanak hingga kelas 6 , dinilai oleh pengamat-pengamat independen , dengan memperbandingkan sekolah – sekolah kontrol.

Hasil :
·         Lebih bertanggung jawab
·         Lebih tegas
·         Lebih populer dan mudah bergaul
·         Lebih bersifat sosial dan suka menolong
·         Lebih memahami orang lain
·         Lebih tenggang rasa, penuh perhatian
·         Lebih harmonis
·         Lebih demokratis
·         Lebih terampil dalam menyelesaikan konflik
·         Lebih pintar menerapkan strategi yang lebih peduli lingkungan untuk menyelesaikan masalah antar pribadi.
      Resolving Conflict Creatively Program
      Linda Lantieri, National Center for resolving conflict creatively program. Dinilai di sekolah – sekolah di New York City, Tingkat Taman Kanak – Kanak hingga kelas 12, menurut penilaian para guru, sebelum dan sesudah program.
Hasil :
·         Berkurangnya tindak kekerasan dalam kelas
·         Berkurangnya ejekan verbal dalam kelas
·         Suasana yang lebih penuh kepedulian
·         Kesediaan yang lebih besar untuk bekerja sama
·         Lebih berempati
·         Perbaikan keterampilan berkomunikasi.





















DAFTAR PUSTAKA

      Goleman Daniel, Emotional Inteligence Mengapa EI Lebih Penting daripada IQ,, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.  Cetakan ke 13, 2003
      E. Schaps and V. Battistich, ‘Promoting Health Development Through School-Based Prevention: New Approaches.” OSAP Prevention Monograph, no.8:Preventing Adolescent Drug Use:From theory to Practice.
      Metis Associates, Inc., The Resolving Conflict Creatively Program, 1988-1989. Summary of Significant of RCCP New York Site (New York : Metis Associates, Mei 1990).
      J. Elias Mauricew, dkk, Cara – cara efektif Mengasuh Anak Dengan EQ, penerbit Kaifa, 2002.














           
                                     



















[1] Hanya pada orang dewasa : pengamatan oleh Paul Ekman, University Of California di San Frrasisico

[2] Sebagian banyak ilmuwan saraf, LeDoux bekerja pada berbagai tingkatan, dengan mempelajari misalnya, bagaimana luka – luka tertentu di otak seekor tikus mengubah perilakunyadengan seksama melacak jalur – jalur neuron – neuron tunggal; menyusun percobaan rumit untuk membiasakan rasa takut pada tikus – tikus yang otaknya telah di otak atik melalui pembedahan.
[3] Gagasan bahwa sistem limbic merupakan pusat emosi otak, diperkenalkan oleh ahli neurology Paul MacLean lebih dari empat tahu yang lalu.
[4] Jaringan sirkuit otak pada berbagai tingkatan rasa takut : Analisis ini berdasarkan pada sintesis yang sangat cerma oleh Jerome Kagan, Galen’s Phrophecy (New York : Basic Book, 1994)
[5] Lobus prefrontal yang rusak : Philip Harden dan Robert Pihl, “Cognitive Function, Cardiovascular Reactivity, and Behavior in Boys at High Risk for Alcoholism”, Journal Of Abnoraml Posichology, 104, 1995
[6] Paul Ekman  An Argument for Basic Emotions” , Cognition and Emotion, 6, 1992, p.175. Daftar sifat – sifat yang membedakan emosi –emosi itu sedikit lebih panjang, tetapi daftar ini merupakan ciri – ciri yang sangat penting bagi kita disini.
[7] J. Toobey dan L. Cosmides, “The Past Explains the Present : Emotional Adaptations and the Structure of Ancestral Environments “. Wthology Sociobiology, 11, pp. 418-419

0 komentar:

Posting Komentar