BAB I
PENDAHULUAN
الحمد لله رب العالمين نحمده ونستعينه ونستغفره. الصلاة والسلام على اشرف الأنبياء والمرسلين وعلى آله واصحابه ومن تبعه باحسان إلى يوم الديد. أما بعد
Segala puji hanya bagi Allah Tuhan semesta alam, yang patut disembah, karena segala rahmat dan karuniaNya telah dilimpahkan kepada kita hamba-hambanNya.
Shalawat dan salam teruntuk junjungan kita nabi Besar Muhammad SAW. yang telah mengangkat derajat manusia menjadi manusia yang punya peradaban dengan ilmu pengetahuan yang dibawa oleh beliau.
Guru merupakan seorang yang pemimpin bagi anak muridnya, yang akan mengatur siswanya selama proses pembelajaran. Kelas adalah tempat dimana seorang guru membarikan ilmunya dan tempat siswa menerima, demi kelangsunangan proses pendidikan yang terjadi kelas haruslah kondusif agar tidak menganggu proses tersebut, maka dari itu guru haruslah bisa mengatur atau memenej kelas. Demi menciptakan kondisi dan penciptaan iklim belajar yang menunjang proses yang dilakukan Dan untuk lebih jelasnya akan kami bahasa pada BAB II Pembahasan.
BAB II
PEMBAHASAN
I. KONDISI DAN SITUASI BELAJAR MENGAJAR
A. Kondisi Fisik
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil belajar. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran
Guru sebagai seorang pengajar/pendidik harus dapat menciptakan lingkungan kelas yang membantu perkembangan pendidikan para peserta didik. Melalui teknik motivasi yang akurat, guru dapat memberikan kontribusi iklim kelas yang sehat, kondisi dan lingkungan hendaknya menjadi perhatian dan kepedulian guru agar siswa dapat belajar secara optimal. Kondisi dan lingkungan yang perlu menjadi perhatian dalam menunjang terciptanya pembelajaran sebagai berikut :
a. Ruang tempat berlangsungnya pembelajaran
Ruang tempat belajar harus memungkinkan para peserta didik dapat bergerak leluasa tidak berdesak-desakan sehingga tidak saling menggangu satu sama lainnya pada saat terjadi aktivitas pembelajaran
Besarnya ruang kelas sangat tergantung pada berbagai hal antara lain.
1. Jenis kegiatan (kegiatan pertemuan tatap muka klasikal dalam kelas atau bekerja dengan praktikum)
2. Jumlah siswa yang melakukan kegiatan
Jika ruangan yang dipakai teratur mempergunakan hiasan, pakailah hiasan yang mempunyai nilai pendidikan dapat secara langsung memberi daya terapi bagi anak-anak pelanggar disiplin
b. Pengaturan tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka dengan posisi it, guru sekaligus dapat mengontrol tingkah laku para peserta didiknya pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran pengaturan proses pembelajaran. Beberapa kemungkinan dalam pengaturan tempat duduk seperti dibawah ini.
1. Pola deret atau berbaris, berjajar
Pengaturan seperti ini adalah pengaturan yang sangat populer pada umumnya tempat duduk siswa diatur menurut tinggi pendeknya siswa pada situasi tertentu misalnya, jika ada siswa yang tidak dapat melihat jarak atau pendengaran yang agak kurang atau banyak berbuat gaduh maka orang yang seperti ini didudukkan di deretan depan, tanpa menghiraukan tinggi rendahnya siswa
2. Pola susunan kelompok
Cara ini memungkinkan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah antara satu dengan yang lainnya dan dapat berpindah dari satu kelompok lain secara bebas. Pola ini memudahkan siswa untuk bekerja sama dan saling menolong satu sama lain.
3. Pola formasi tepal kuda
Pola ini menempatkan posisi guru berada ditentang-tengah para siswa. Pola ini di pakai jika banyak memerlukan diskusi antar siswa atau dengan guru. Pengaturan seperti ini memberi kemudahan kepada para siswa untuk saling berkomunikasi dan berkonsultasi.
4. Pola lingkaran atau persegi
Pola pengaturan seperti ini baik juga untuk mengajar yang disajikan dengan metode diskusi. Otoritas guru sama sekali tidak berpusat dan kepemimpinan formal tidak berperan sama sekali
c. Ventilasi dan pengaturan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan (kendatipun guru sulit mengaturnya tapi sudah tersedia ) adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman, oleh karena itu ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.
d. Pengaturan penyimpanan barang-barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau segera diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan kegiatan belajar. Barang-barang yang karena nilai praktisnya tinggi dan dapat di simpan di ruang kelas seperti buku belajar, pedoman kurikulum, kartu pribadi dan lain sebagainya.
B. Kondisi Sosio Emotional
Kondisi sosio emosional akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektivitas tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi sosio emosional itu meliputi hal-hal dibawah ini :
1. Tipe kepemimpinan
Peranan guru, tipe kepemimpinan guru atau administrator akan mewarnai suasana emosional di dalam kelas. Tipe kepemimpinan yang lebih berat pada otoriter akan menghasilkan sikap siswa yang submissive atau apatis, tetapi di lain juga akan menumbuhkan sikap yang agresif.
Dengan tipe kepemimpinan yang otoriter siswa hanya aktif kalau ada guru dan kalau guru tidak mengawasi maka semua aktifitas menjadi menurun. Aktifitas proses belajar mengajar sangat tergantung pada guru dan menuntut sangat banyak perhatian guru. Tipe kepemimpinan yang cenderung pada lazier-faire biasanya tidak produktif walaupun ada pemimpin. Kalau guru ada, siswa lebih banyak melakukan kegiatan yang sifatnya ingin diperhatikan. Dalam tipe kepemimpinan ini malah biasanya aktifitas siswa lebih produktif kalau gurunya tidak ada. Tipe ini cocok pada siswa yang “ innerdirected “ dimana siswa tersebut aktif, penuh kemauan, berinisiatif dan tidak selalu menunggu pengarahan.
Tipe kepemimpinan guru yang lebih menekankan kepada sikap demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan siswa dengan sadar saling memahami dan saling mempercayai. Sikap ini dapat membantu menciptakan iklim yang menguntungkan bagi terciptanya kondisi belajar yang optimal.
Dalam upaya menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, guru harus menempatkan diri sebagai : modal, pengembangan, perencanaan, pembimbing, dan fasilitator.
a. Guru sebagai modal adalah guru yang tidak menuntut banyak disiplin kaku melainkan sebagai modal. Ia mengharapkan dengan permodalan yang ditampilkan dapat memberikan pengalaman dan keantusiasan belajar siswa.
b. Guru sebagai pengembang adalah guru yang ahli dalam melaksanakan tugas dengan format yang benar dan tepat. Ia tidak membiarkan dan mengijinkan siswa bolos atau malas tanpa alasan yang sah. Guru seperti ini suka mengadakan penilaian terhadap segala bidang yang di kerjakan pada siswa.
c. Guru sebagai perencana adalah guru yang ahli dalam bidangnya, yang mengatur kelas sebagai tata ruang belajar. Ia memiliki pengetahuan dan wawasan luas. Guru ini beranggapan bahwa para siswa belajar kepadanya karena ingin mempelajari sebanyak mungkin apa yang diketahui oleh guru.
d. Guru sebagai pembimbing adalah guru yang saling membelajarkan antara dirinya dengan sesama dengan siswanya. Dia mengajar dalam sistem sosial yang dinamis dan ia mengharapkan ada interaksi belajar antara diri dan siswanya.
e. Guru sebagai fasilitator adalah guru yang menyadari bahwa pekerjaannya merespon tujuan para siswa sekalipun tujuan itu bervariasi, ia kurang menyenangi apabila ada siswa yang mendapat kesulitan belajar. Ia banyak mendengar dan bertanya kepada siswa dan ia menginginkan siswa dapat belajar dan mencapai tujuan sesuai yang diharapkannya.
2. Sikap guru
Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan sesuatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat diperbaiki kalaupun guru terpaksa membenci, bencilah tingkah lakunya siswa tapi bukan benci siswa itu sendiri.
3. Suara guru
Suara guru, bukanlah faktor yang besar tapi turut mempengaruhi dalam belajar. Suara yang melengkung tinggi atau senantiasa tinggi atau demikian rendah sehingga tidak terdengar oleh siswa secara jelas dari jarak yang agak jauh, ini mengakibatkan suasana akan gaduh. Keadaan seperti itu, juga membosankan sehingga pelajaran cenderung tidak perhatikan. Suara yang relatif rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh dan kedengarannya rileks akan mendorong siswa untuk memperhatikan pelajaran. Mereka akan lebih berani mengajukan pertanyaan, melakukan percobaan sendiri dan lain sebagainya. Tekanan suara hendaknya bervariasi sehingga tidak membosankan siswa mendengarkanya.
4. Pembinaan hubungan baik
Pembinaan hubungan baik (report ) antara guru dan siswa dalam masalah manajemen kelas adalah hal yang sangat penting. Dengan terciptanya hubungan baik guru – siswa, diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat, bersikap optimistic, realistik dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukan serat terbuka terhadap hal-hal yang ada pada dirinya.
C. Kondisi Organisasi
Kegiatan rutin yang secara organisasi yang dilakukan baik tingkat kelas maupun pada tingkat sekolah akan dapat mencegah manajemen kelas. Dengan kegiatan secara terbuka sehingga jelas pula bagi mereka, akan menyebabkan tertanamnya pada diri setiap siswa kebiasaan yang baik. Disamping itu mereka akan terbiasa bertingkah laku secara teratur penuh disiplin pada semua kegiatan yang bersifat rutin itu.
Kegiatan –kegiatan rutin yang dilakukan antara lain :
1. Pergantian pelajaran
Untuk beberapa pelajaran sebaiknya siswa tetap dalam suatu ruangan dan guru datang ke ruangan tersebut, akan tetapi untuk pelajaran tertentu seperti bekerja di labor olah raga, kesenian dan lain sebagainya. Siswa diharuskan pindah ruangan. Hal rutin seperti ini hendaknya diatur secara tertib. Misalnya diberi tenggang waktu untuk pindah ruangan.
2. Guru berhalangan hadir
Jika guru berhalangan untuk hadir maka guru sudah tahu cara mengatasinya. Misalnya siswa tetap dalam kelas dengan tenang menunggu guru penganti datang selam waktu tertentu. Jika telah tiba waktunya belum datang juga maka ketua kelas diwajibkan untuk melaporkan kepada guru piket. Maka guru piket harus berinisiatif untuk mengisi kekosongan itu, mungkin bisa kepala sekolah yang mengisi kekosongan itu sebelum guru kelas hadir.
3. Masalah antar siswa
Jika terjadi masalah antar siswa yang tidak dapat diselesaikan antar siswa itu maka ketua kelas wajib melapor ke wali kelas untuk memecahkan suatu masalah dan mengatasinya. Bila pemecahan masalah belum tuntas diselesaikan, ketua kelas bersama dengan wali kelas ataupun ketua osis dapat menghadap pimpinan sekolah untuk mendapatkan petunjuk kebijakan untuk mengatasi masalah tersebut. Demikian juga jika ada usul kegiatan siswa.
4. Upacara bendera
Jadwal dan pengaturan upacara bendera sudah ditentukan sebelumnya, pengaturan ini meliputi giliran yang bertugas baik dari pihak guru maupun dari siswa sehingga semua aktivitas berjalan dengan lancar.
5. Kegiatan lain
Kegiatan lain yang merupakan kegiatan rutin kelas atau sekolah antara lain adalah :
a. Menanyakan kesehatan dan kehadiran siswa
b. Prosedur penyampaian informasi dari sekolah kepada guru dan siswa
c. Penyampaian peraturan sekolah yang baru
d. Kegiatan yang bersifat rekreasi dan sosial
D. Kondisi Administrasi Teknik
Kondisi ADM teknik akan ikut mempengaruhi manajemen pembelajaran.
Hal –hal yang termasuk ke dalam kondisi administrasi teknik ini adalah :
1. Daftar presensi
Daftar presensi siswa dan guru dikelola sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Hendaknya diadakan pengecekan secara periodik terhadap daftar presensi ini.
2. Ruangan bimbingan siswa
Ruang khusus, hendaknya tersedia yang dapat digunakan untuk keperluan bimbingan siswa yang dilakukan oleh guru, wali kelas atau guru BP / BK.
3. Tempat baca
Tempat baca yang dapat dimanfaatkan oleh para siswa pada waktu istirahat atau pada waktu luang, hendaknya tersedia, begitu pula tempat bermain yang mengandung nilai edukatif akan sangat membantu mengatasi masalah manajemen kelas.
4. Tempat sampah
Tempat sampah hendaknya tersedia pada tempat khusus sehingga siswa didorong untuk membiasakan hidup teratur.
5. Catatan pribadi
Catatan pribadi siswa mempunyai peranan penting dalam hubungannya dengan manajemen kelas baik dalam rangka pencegahan maupun dalam rangka mengatasi tingkah laku yang sudah terlanjur, dengan catatan pribadi siswa, guru akan mengenal siswa secara lengkap termasuk latar belakang kehidupannya.
II. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu :
1. faktor intern
Faktor interen adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ini meliputi,
a. Faktor jasmani
Proses seorang siswa akan terganggu jika kesehatan siswa tersebut terganggu selain itu juga ia akan cepat lelah kurang bersemangat dan lain-lain, demikian juga apabila ia cacat tubuh.
b. Faktor psikologis
i. Intelegensi
Dalam situasi yang sama, siswa mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil kendatipun begitu, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum tentu berhasil dalam belajar. Hal ini disebabkan belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya. Siswa yang memiliki tingkat intelegensi normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar jika kondisi yang diciptakan mendukung terjadi pembelajaran yang efektif dan efisien.
ii. Perhatian
Untuk menjamin hasil belajar yang baik. Siswa harus mempunyai perhatian yang penuh terhadap bahan yang dipelajarinya. Untuk tumbuh perhatian maka bahan pelajaran itu harus baik.
iii. Minat
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Bila pelajaran tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak dapat belajar dengan sebaik-baiknya minat anak dapat ditumbuhkan dengan berbagai macam cara yaitu dengan memvariasikan media pembelajaran. Mengembangkan metode pembelajaran, menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan dan lain-lain
iv. Bakat
Jika bahan pelajaran yang dipelajari oleh siswa berbakat maka pelajaran itu akan cepat dikuasai, sehingga hasil pelajaran nya pun akan baik, lain terhadap anak yang kurang berbakat, guru harus bersabar dan telaten melayani mereka yaitu dengan sering mengulangi/menjelaskan bahan, akhirnya siswa/I itu diharapkan akan dengan menguasai bahan yang diajarkan
v. Motif
Proses belajar mengajar harus memperhatikan motif belajar siswa atau faktor-faktor yang mendorong belajar siswa maka dengan guru dapat mengajak para siswa untuk berfikir dan memusatkan perhatian terhadap pembelajaran dan merencanakan melaksanakan kegiatan yang berhubungan serta menunjang belajar
vi. Kematangan
Kematangan adalah fase pertumbuhan sekarang. Kematangan belum berarti siswa dapat melaksanakan kegiatan secara terus menerus agar kematangan itu dapat dikembangkan pada diri siswa maka perlu di ciptakan suatu kondisi yang memungkinkan kematangan itu dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan cara memberikan latihan ynag terus menerus dan konsisten, pemberian tugs yang bertingkat dan berkesinambungan dari sederhana ke kompleks
c. Faktor Kelelahan
Kelelahan baik jasmani maupun rohani dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Oleh karena itu guru harus memberikan pengertian kepada siswa agar menghindari terjadinya kelelahan dalam belajar dengan cara para siswa diberi penjelasan agar mereka mengusahakan tidur dan istirahat yang cukup dan teratur, mengusahakan variasi dalam belajar. Oleh raga yang cukup
2. faktor ekstern.
Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu,
a. faktor keluarga
Para siswa yang sedang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa
i. Cara orang tua mendidik sikap dan perhatian orang tua
ii. Berhubungan antar keluarga
iii. Suasana rumah
iv. Keadaan ekonomi
v. Latar belakang kebudayaan orang tua
b. Faktor sekolah
Yang mempengaruhi, belajar meliputi hal-hal yang berkaitan dengan metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa, disiplin sekolah, peralatan, waktu sekolah, metode pembelajaran, tugas sekolah.
c. Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap perkembangan pribadi siswa yang pada akhirnya mempengaruhi terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Faktor ini banyak kaitan dengan
i. Kegiatan siswa dalam masyarakat
ii. Media yang beredar dalam masyarakat
iii. Pengaruh teman bergaul
iv. Pola hidup masyarakat
III. MENGAJAR YANG EFEKTIF
Mengajar yang efektif adalah mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar yang efektif untuk dapat mengajar yang efektif guru harus mampu menciptakan iklim belajar yang menunjang terciptanya kondisi yang optimal bagi terjadi proses belajar. Kondisi ini terjadi bila guru menggunakan prinsip-prinsip.
a. Konteks
Belajar sebagian besar tergantung pada konteks belajar itu sendiri, situasi pragmatis yang cukup untuk belajar hendaknya dinyatakan dalam kerangka konteks yang dianggap penting dan memaksa bagi pelajar dan melibatkan siswa menjadi peserta yang aktif, justru karena tujuan itu sendiri.
b. Fokus
Proses pembelajaran perlu diorganisasikan dengan bahan pelajaran di samping itu pembelajaran yang penuh makna dan efektif harus di organisasi di sekitar suatu fokus. Pengajaran akan berhasil dengan menggunakan fokalisasi sehingga mutu pembelajaran lebih meningkat
Ciri-ciri fokus
· mobilasi tujuan
Pengajaran harus dapat membangkitkan tujuan, sedang fokus merumuskan dan mengarahkan tujuan
· Memberi bentuk dan uniformitas pada belajar
Keseragaman artinya terdapat koordinasi intern dari relasi-relasi yang terdapat dalam unit pelajaran itu, atau terdapat struktur realisasi sehingga dapat menimbulkan fokus yang wajar
· Mengorganisasi belajar sebagai suatu proses eksplorasi dan penemuan
c. Sosialisasi
Dalam proses belajar siswa melatih bekerja sama dalam kelompok, diskusi dan sebagainya, mereka bertanggung jawab bersama dalam proses pemecahan masalah. Timbulnya pertanyaan, saran dan komentar mendorong siswa untuk berfikir lebih lanjut dan berusaha memperbaiki kekurangannya, disini berlaku prinsip pengajaran sosialisasi.
d. Individualisasi
Kesanggupan siswa dan merangsang untuk menentukan bagi dirinya sendiri apa yang dapat dilakukan sebaik-baiknya. Belajar dengan penuh makna harus dilaksanakan sesuai dengan bakat dan kesanggupan serta dengan tujuan siswa sendiri, dan dengan prosedur eksperimen yang berlaku Belajar memang harus merupakan persoalan individual tetapi sejauh mana perbedaan cara belajar itu dari yang dilakukan individu lain. Hal ini perlu diketahui urutan
Guru harus mempertimbangkan efektivitas dari serangkaian pelajaran yang disusun secara tepat menurut waktu atau urutan bila hendak mencapai belajar yang otentik, organisasi rangkaian atau urutan dari belajar dengan penuh makna harus dengan sendirinya bermakna pula
e. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar itu.
Evaluasi harus diberi secara wajar agar tidak merugikan usaha belajar akan sukses dan efektif apabila ditambah dengan evaluasi yang bermutu dan diskriminatif mengenai semua aspek belajar
BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah Manajemen kelas ini kami tulis dengan harapan dapat menjadi bahan rujukan bagi pembaca dan calon pendidikan dalam mengatur lokal pada proses belajar mengajar. Kelas merupakan tempat berkumpulnya para siswa dalam menerima ilmu yang diberikan guru kepadanya, demi efektifitas proses pembelajaran ini tentunya diharapkan kelas yang kondusif. Para peminat pendidikan, dan yang pasti makalah ini masih sangat jauh sekali dari sempurna, karena ilmu pengetahuan yang kita miliki barulah setitik air di lautan.
Maka dari itu ampunan yang kami pintakan kepada Allah. SWT terhadap semua dosa, dan maaf yang sebesar-besarnya kepada pembaca.
terima kasih :)
BalasHapusIn this fashion my buddy Wesley Virgin's biography launches with this SHOCKING AND CONTROVERSIAL VIDEO.
BalasHapusYou see, Wesley was in the military-and shortly after leaving-he unveiled hidden, "SELF MIND CONTROL" secrets that the CIA and others used to get everything they want.
As it turns out, these are the same tactics many celebrities (notably those who "come out of nothing") and top business people used to become wealthy and successful.
You probably know how you only use 10% of your brain.
That's really because most of your BRAINPOWER is UNCONSCIOUS.
Perhaps that expression has even taken place IN YOUR own head... as it did in my good friend Wesley Virgin's head about seven years back, while driving an unlicensed, garbage bucket of a vehicle without a license and $3.20 on his bank card.
"I'm so frustrated with going through life check to check! When will I get my big break?"
You've taken part in those types of questions, ain't it so?
Your own success story is going to start. All you have to do is in YOURSELF.
CLICK HERE TO LEARN WESLEY'S SECRETS