BAB I
PENDAHULUAN
Alhamdulillah kami telah dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ini, dan hanya karena kekuatan yang diberikan Allah pula kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam untuk junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa cahaya ilmu pengetahuan ke permukaan bumi ini
Dalam melaksanakan proses metode pengajaran bahkan sangat dibutuhkan metode pengajran bahkan ada sebuah ungkapan populer yang mengatakan” الطريقة أهم من المادة “ metode jauh lebih penting dari materi “. Kemudian urgennya metode dalam proses pendidikan dan pengajaran. Sebuah proses belajar mengajar. Bisa dikatakan. Tidak berhasil bila dalam proses tersebut tidak menggunakan metode. Karena metode menempati posisi kedua terpenting setelah tujuan dari komponen-komponen pembelajaran.
Seiring dengan itu seorang pendidik di tuntut untuk cermat memilih dan menetapkan metode yang tepat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Untuk itu disini kami akan mencoba membahas metode khusus yaitu keteladanan, pembiasaan ibrah dan mauizah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Keteladanan
1. Pengertian Keteladanan
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan asal kata keteladanan adalah teladan yaitu perbuatan atau barang yang patut ditiru dan dicontoh.1 Jadi keteladanan adalah hal-hal yang patut ditiru. Dalam bahasa Arab “ keteladanan” diungkapkan dengan kata “ Uswah” dan “ Qudwah” terbentuk dari huruf و , س , ء , secara etimologi setiap kata yang terbentuk dari tiga huruf tersebut memiliki arti yang sama yaitu “ Pengobatan dan Perbaikan”.
Menurut Para Ahli
a. Al-Ashfahi
Suatu keadaan ketika seorang manusia mengikuti manusia lain, apakah dalam kebaikan, kejelekan, kejahatan atau kemurtadan.2
b. Ibnu Zakaria
Ikutan, mengikuti yang diikuti.
Dari pengertian keteladanan di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa keteladanan itu adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh oleh seorang dari orang lain.
Sedangkan keteladanan yang dimaksud di sini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan Islam, yaitu keteladanan yang baik sesuai dengan pengertian “ Uswah”.
2. Urgensi Keteladanan dalam pelaksanaan pendidikan
Metode keteladanan sebagai suatu metode digunakan untuk merealisasikan tujuan pendidikan dengan memberi contoh keteladanan yang baik kepada siswa agar mereka dapat berkembang baik fisik, mental dan memiliki akhlak yang baik dan benar. Keteladanan dapat memberikan kontribusi yang besar di dalam mengaplikasikan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
Imam Bawani menjelaskan bahwa faktor-faktor pendukung keberhasilan pendidikan pesantren adalah:
a. Terwujudnya keteladanan Kiyai
Kelebihan seorang Kiyai dalam memimpin sebuah pesantren adalah karena ia memiliki pamor atau kelebihan yang baik dan terkenal di masyarakat luas. Pamor itu ia bangun dengan keteladanan yang selalu ia lakukan dalam kehidupannya.
b. Terciptanya satu hubungan yang harmonis antara satu Kiyai dengan Kiyai yang lain, dan hubungan Kiyai dan santri nya serta hubungan santri dengan santri nya.
c. Mencuat nya kematangan out-put atau lulusan pesantren dalam menjalankan agama di tengah masyarakat
Hal ini membuat pesantren menjadi panutan di dalam kehidupan masyarakat, oleh karena itu suasana di lembaga pesantren hendaknya dapat dijadikan uswah oleh dunia pendidikan modern saat ini.
Untuk menciptakan anak yang shaleh, pendidik tidka cukup hanya memberikan prinsip saja, karena yang lebih penting bagi siswa adalah figur yang memberikan keteladanan dalam menerapkan prinsip tersebut. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah : 44
أتأمرون الناس بالبرّ وتنسون أنفسكم وانتم تتلون الكتاب افلا تعقلون
“ Mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebaikan sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, dan kamu membaca kitab, tidakkah kamu pikiran? “
Dari firman Allah SWT di atas, dapat diambil pelajaran bahwa seorang guru hendaknya tidak hanya mampu memerintah atau memberikan teori kepada siswa, tapi lebih dari itu, ia harus mampu menjadi panutan bagi siswanya sehingga siswa dapat mengikutinya tanpa merasakan adanya unsur paksaan.
3. Kelebihan dan kekurangan metode keteladanan
a. Kelebihan
· Memudahkan anak didik menerapkan ilmu yang dipelajarinya.
· Memudahkan guru mengevaluasi hasil pelajaran
· Agar tujuan pendidikan lebih terarah dan tercapai dengan baik.
· Bila keteladanan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat baik, maka akan tercipta situasi yang baik.
· Terciptanya hubungan harmonis antara guru dan siswa. Secara tidak langsung guru dapat menerapkan ilmu yang diajarkan.
· Mendorong guru untuk selalu berbuat baik karena akan dicontoh oleh siswanya.
b. Kekurangan
· Jika figur yang mereka contoh tidak baik, maka mereka cendrung untuk mengikuti yang tidak baik.
· Jika teori tanpa praktek akan menimbulkan verbalisme.
· Untuk lebih sukses dalam menerapkan metode keteladanan ini, perlu dukungan serta bantuan metode-metode yang lain.
B. Metode Pembiasaan
1. Pengertian
Secara etimologi, pembiasaan asal katanya adalah “biasa” dalam kamus besar bahasa Indonesia, “biasa” adalah
a. Lazzim atau umum
b. Seperti sedia kala
c. sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.3
Dengan adanya prefix “ pe “ dan sufiks “ an” menunjukkan arti proses. Sehingga pembiasaan dapat diartikan dengan proses membuat sesuatu / seseorang menjadi terbiasa dalam kaitannya dengan pendidikan Islam dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam.
Sebagai awal dalam proses pendidikan, pembiasaan merupakan cara yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral ke dalam jiwa anak, nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya semenjak ia mulai melangkah ke usia remaja dan dewasa.
2. Syarat-syarat memakai metode pembiasaan
Ditinjau dari segi ilmu psikologi kebiasaan seseorang erat kaitannya dengan figur yang menjadi panutan dalam prilakunya. Seorang anak terbiasa shalat karena orang tua yang menjadi figur nya selalu mengajak dan memberi contoh kepada anak tersebut tentang shalat yang mereka lakukan.
Agar metode pembiasaan ini berjalan secara efektif maka yang harus dilakukan adalah:
· Memulai pembiasaan itu sebelum terlambat, Usia sejak bayi dinilai waktu yang sangat tepat untuk mengaplikasikan kedekatan ini, karena setiap anak mempunyai rekaman yang cukup kuat dalam menerima pengaruh lingkungan sekitarnya dan secara langsung akan dapat membentuk kepribadian seorang anak.
· Pembiasaan hendaklah dilakukan secara continue, teratur dan be program sehingga pada akhirnya akan terbentuk sebuah kebiasaan yang utuh, permanen dan konsisten.
· Pembiasaan hendaknya dilakukan secara ketat, konsisten dan tegas.
· Jangan memberikan kesempatan yang luas kepada anak didik untuk melanggar kebiasaan yang telah ditanamkan.
· Pembiasaan yang pada mulanya hanya bersifat mekanistis, hendaknya secara berangsur-angsur diubah menjadi kebiasaan yang tidak verbalistik dan menjadi kebiasaan yang disertai dengan kata hati anak didik itu sendiri.
3. Kelebihan dan kekurangan metode pembiasaan.
Metode ini tidak terlepas dari dua aspek yang saling bertentangan yaitu kelebihan dan kekurangan sebab tidak satupun dari hasil pemikiran manusia yang sempurna dan bebas dari kelemahan.
a. Kelebihan
· Bisa menghemat tenaga dan waktu dengan baik
· Pembiasaan tidak hanya berkaitan dengan aspek lahiriyah tetapi juga berhubungan dengan aspek batiniah.
· Pembiasaan dalam sejarah tercatat sebagai metode yang paling berhasil dalam pembentukan kepribadian anak didik.
b. Kekurangan
Kelemahan metode ini adalah membutuhkan tenaga pendidik yang benar-benar dapat dijadikan sebagai teladan di dalam menanamkan sebuah nilai kepada anak didik. Oleh karena itu pendidik yang dibutuhkan adalah pendidik pilihan yang mampu menyelaraskan perkataan dan perbuatan.
C. Ibrah Dan Mau’izah
a. Mau’izah
Dalam kamus Al-Muhith terdapat kata wa’azha ya’izu, wa’zhan, wa ‘izhah, mau’izah yang berarti : mengingatkan nya terhadap sesuatu yang padat meluluhkan hatinya dan suatu itu dapat berupa pahala maupun siksa , sehingga ia menjadi ingat.4
Di dalam Tafsir Al-Manar ketika menafsirkan surat Al-Baqarah: 232 Rasyid Ridha mengatakan bahwa Al-Wa’zhu berarti nasehat dan peringatan dengan kebaikan dan dapat melembutkan hati serta mendorong untuk beramal yakni nasehat melalui penyampaian had ( Batas-batas) yang disertai dengan hikmah targhib dan tarhib.
Nasehat memiliki beberapa bentuk dan konsep di antaranya :
· Pemberian nasehat harus berupa penjelasan mengenai kebenaran dan kepentingan sesuatu dengan tujuan agar orang yang dinasehati menjauhi kemaksiatan sehingga dapat terarah pada suatu yang dapat mewujudkan kebahagian dan keuntungan.
· Pemberian peringatan yang dalam hal ini si pemberi nasihat harus menuturkan kembali konsekonsep dan peringatan-peringatan ke dalam ingatan objek nasehat sehingga konsep dan peringatan itu dapat menggugah berbagai perasaan, afeksi dan emosi yang mendorongnya untuk melakukan amal shaleh dan degera menuju ketaatan kepadaAllah SWT serta pelaksanaan berbagai kerintah-Nya.
b. Ibrah
Ibrah berasal dari kata ’abara, ar-ru’ya yang berarti menafsirkan mimpi dan memberitahukan implikasinya bagi kehidupan si pemimpin atau keadaan setelah kematian dan abara al-wadi berarti melintasi lembah dari yang satu ke ujung lain yang berlawanan.
Arragib berkata dari asal ma’na al-‘ibr adalah melintasi suatu keadaan keadaan lain.5
Muhammad Rasyid ridha dalam menafsirkan surat Yusuf mengatakan al’I’tibar wal ibrah berarti keadaan yang mengatakan dari satu pengetahuan yang terlihat menuju suatu yang tidak terlihat atau jelasnya berarti merenung dan berfikir.
Dengan demikian ‘ibrah dan I’tibar itu merupakan kondisi psikologis yang mengantarkan manusia menuju pengetahuan. Yang dimaksud dan dirujuk oleh suatu perkara yang dilihat, diselidiki, ditimbang,-timbang, diukur dan ditetapkan oleh manusia menurut pertimbangan akalnya sehingga ia sampai pada suatu kesimpulan yang dapat mengkhusyukkan kalbunya sehingga kekhusyukan itu mampu membuatnya berprilaku logis dan sesuai dengan kondisi.
Jenis- jenis ibrah dalam Al-Quran
Model-model I’tibar dalam Al-quran berbeda- beda searah dengan keragamannya topik ibrah. Berikut ini akan dibahas topik ibrah yang dapat memotivasi kegiatan berfikir dan pengambilan pelajaran :
a. Ibrah melalui kisah
Ibrah melalui kisah hanya dapat dicapai oleh orang yang berfikir sadar dan orang yang hawa nafsunya tidak mengalahkan akal dan fitrah artinya ia mampu menarik kesimpulan dari kisah tersebut.
b. Mengambil pelajaran dari nikmat dan makhluk Allah
Firman Allah surat An-Nahl ayat 66-67 yang artinya :
وأن لكم فى الأنعام لعبرة نسقيكم مما فى بطونه من بين فرث ودم لبنا خالصا سائغا للشاربين ()
ومن ثمرات النخيل والاعناب تتخذون منه سكر ورزقا حسنا. إن فى ذالك لاية لقوم يعقلون
“ Sesungguhnya tentang binatang –binatang ternak menjadi ibrah (pelajaran ) bagimu. Kami beri minum kamu dari benda dalam perutnya, dari antara tahi dan darah yaitu susu bersih lagi mudah diminum bagi orang-orang yang meminumnya. Dari buah –buah korma dan buah anggur dapat kamu ambil arak dan rezeki yang baik. Sungguh pada demikian itu menjadi tanda bagi kaum yang memikirnya.”
Karena ibrah itu didasarkan atas pemikiran yang dalam dan pengamatan yang cermat, kita dapat mengetahui hikmah Ketuhanan melalui isyarat dari beberapa perkara yang mengeluarkan kedasyatan dan mengajak kepada perenungan. Dari nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita manusia oleh Allah. Dalah hal ini Allah mencontohkan kepada binatang ternak yang dapat kita ambil pelajaran darinya
c. Mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa sejarah
Al-qur’an telah mengisyaratkan beberapa peristiwa sejarah yang menonjol dan memiliki kaitan dengan peristiwa sesudahnya.. dari kejadian masa lalu kita dapat mengambil ibrah, seperti kisahnya kaum nabi luth yang membankang sehingga di sisksa oleh Allah, juga kaum nabi Musa yang durhaka kepadanya sehingga haus di bunuh. Dan banyak lagi yan lain yang dapat kita jadikan ibrah.
BAB III
PENUTUP
Metode Keteladanan
keteladanan adalah teladan yaitu perbuatan atau barang yang patut ditiru dan dicontoh
Metode Pembiasaan
pembiasaan asal katanya adalah adalah Lazzim atau umum sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Ibrah Dan Mau’izah
Mau’izah
berarti mengingatkan nya terhadap sesuatu yang padat meluluhkan hatinya dan suatu itu dapat berupa pahala maupun siksa , sehingga ia menjadi ingat
Ibrah
berarti menafsirkan mimpi dan memberitahukan implikasinya bagi kehidupan si pemimpin atau keadaan setelah kematian dan abara al-wadi berarti melintasi lembah dari yang satu ke ujung lain yang berlawanan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus besar bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1995) edisi ke 2, cet. Ke-4
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, ( Jakarta: Ciputat, 2002), cet. Ke- 1
Abdurrahman Annahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, ( Jakarta : Gema Insani Press, 1996 ), Cet. Ke-2
1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus besar bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1995) edisi ke 2, cet. Ke-4, h. 1025
2 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, ( Jakarta: Ciputat, 2002), cet. Ke- 1, h. 117
3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op.Cit., h. 129
4 Abdurrahman Annahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, ( Jakarta : Gema Insani Press, 1996 ), Cet. Ke-2, h. 29
5 ibid., h. 279
0 komentar:
Posting Komentar