World News

Komisi Gratis | Bisnis Online Tanpa Modal

Minggu, 12 Februari 2012

ALIRAN THEOLOGI DALAM ISLAM


ALIRAN THEOLOGI DALAM ISLAM


A.   Pendahuluan


Wacana theology dalam Islam , ditinjau dari kaca mata histories muncul bersama-an dengan perkembangan politik di kalangan umat Islam. Hal ini terjadi setelah  meninggalnya baginda rasullullah Saw, tepatnya pada pengangkatan khalifah Ali bin Abi Thalib.
Persoalan yang mendasar pada awal munculnya theology ini adalah masalah kafir mengakfirkan, murtad memurtadkan. Siapa yang dianggap keluar dari ajaran Islam (murtad ) mesti dibunuh.
Jika kita analisa lebih jauh, menurut hemat penulis hal itu terjadi karena umat  Islam pada saat itu masih gamang ditinggal Rasullullah. Hal ini terbukti pada saat meninggalnya Nabi, usaha yang dilakukan para sahabat bukan menyegerakan pemakaman Nabi, malah menacari pengganti  sesudah Nabi. Setelah pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah pertama, masa itupun sudah terjadi pembelotan dari sebahagian umat Islam. Namun semua itu merupakan sebuah proses pendewasan diri umat Islam, dan harus direfleksikan untuk saat ini  guna mengambil ibrah dan manfaat dari kejadian tersebut.
Untuk lebih mengenal persoalan –persoalan yang timbul dalam theology Islam, maka penulis akan memfokuskan pembicaraan dalam makalah ini pada
1.      Sejarah  perkembangan theology dalam Islam.
2.      Aliran-aliran yang muncul dalam theology Islam berikut inti- pemikiran mereka masing masing.


  1. Pembahasan

    1. Sejarah munculnya  theology dalam Islam

Sejarah mencatat keberhasilan Nabi Muhammad Saw . Beliau telah  mampu  menjadikan  Islam sebagai system  agama sekaligus menjadi  system politik.  Tidak saja sebagai seorang nabi yang menjadi panutan umat, namun juga sebagai kepala negara Islam yang telah mampu  mengikat tali persaudaraan antara suku-suku bangsa Arab. Wilayah kekuasaan beliau juga sudah meluas  meliputi seluruh semenanjung Arabia. ( Nasution, 1986, 3)
Pada tahun 632 M tepat diusia 63 tahun baginda Rsullullah dipanggil sang Khalik. Sepeninggal beliau disepakatilah Abu bakar sebagai pengganti (khalifah).Abu bakar senajutnya digantikan oleh Umar ibn al Khattab. Setelah  Umar, maka Usman bin Affan dari golongan pedagang Quraisy yang diangkat sebagai khalifah. Ketika Usman wafat maka calon terkuat yang diangkat sebagai kahlifah adalah ali bin abi thalib.
Tidak seperti pendahulunya , Ali banyak menerima tantangan dalam pengangkatannya. Pertama datang dari thalhah dan Zubair di Makkah.. Keduanya mendapat dukungan dari ‘Aisyah . Pada tahun 656 M, Ali berhasil memenangkan pertempuran di Irak melawan Thalhah dan Zubair hingga keduanya mati terbunuh. Sedangkan ‘Aisyah ditawan dan di pulangkan ke Makkah.
Tantangan      berikutya datang dari Mu’awiyah,  gubernur Damaskus yang masih keluarga dekat Usman bin Affan. Ia tidak setuju Ali diangkat jadi khalifah. Selain itu Mu’awiyah menuntut agar Ali menghukum pembunuh-pembunuh Usman.diantaranya adalah anak angkat  Ali sendiri yakni Muhammad bin Abi Bakar. Menurut penilaian Mu’awiyah jangankan akan menhukum Muhammad bin Abi bakar, malah Ali mengangkatnya sebagai  gubernur Mesir.
Akhirnya kedua kelompok ini  bertemu dalam pertempuran di Siffin. Semula tentara Ali dapat mendesak mundur tentara Mua’wiyah . Namun sebelum tentara Ali benar-benar dapat melumpuhkan mereka, tangan kanan Mua’wiyah dan ‘Amru bin al ‘As mengangkat al Qur’an ke atas sebagai tanda berdamai. Sebagaian pihak Ali mendesak agar khalifah Ali menerima putusan berdamai itu dengan mengadakan artibrase. Kedua kelompok mengutus seorang wakil. Dari pihak Ali diwakili oleh Abu Musa al Asy’ari sedangkan dari pihak Mu’awiyah ‘Amru bin ‘As. Keduanya sepakat menjatuhkan tokoh yang bertikai. Dan Musa al ‘Asy’ari sebagai orang tua diminta terlebih dahulu mengumumkan hasil tersebut. Selanjutnya, ketika ‘Amru bun ‘As berbicara  ia serta merta mengingkari persetujuan yang telah diambil dengan hanya menyetujui penjatuhan Ali yang telah diumumkan al Asy’ari, namun menolak menjatuhkan Mu’awiyah.Peristiwa itu mengecewakan pihak Ali dan Ali tidak bersedia meletakkan jabatannya hingga ia terbunuh pada tahun 661 M.          
Dari peristiwa Arbitrase tersebut bukan saja Ali yang kecewa , tapi pengikut Alipun  menyesalkan sikap Ali yang mau menerima usulan berdamai dari pihak Mu’awiyah tersebut. Sehingga mereka memandang Ali sudah berbuat kesalahan . Mereka  akhirnya meninggalkan barisan, dan terkenal dengan sebutan golongan al Khawarij( orang-orang yang keluar dan memisahkan diri ).Selanjutnya mereka yang keluar dari golongan Alipun merupaka musuh kedua Ali setalah kelompok Mu’awiyah. Nmun Ali memfokuskan terlebih dahulu perhatiannya pada golongan khawarij. Perlawanan  demi perlawanan yang di lakukan tentara Ali membuat mereka kelelahan dan tidak sanggup meneruskan pertarungan melawan Muawiyah sampai akhirnya Ali terbunuh.
Persoalan –persoalan  politik yang terdapat dikalangan umat Islam seperti yang jelaskan diatas, akhirnya membawa  dampak pada persoalan theology dalam Islam.Golongan khawarij mengaanggap Ali, Mua’wiyah, Musa a’ asy’ari dan Amru bin ‘as yang menerima arbitrase adalah kafir sebagaimana dijelaskan dalam surat alMaidah ayat 44. dan barangsiapa yang kafir harus  di bunuh.

    1. Aliran –aliran dalam teologi Islam dan inti pemikiranya

a.       Khawarij

Aliran yang pertama kali muncul adalah khawarij. Nama khawarij berasal dari  kata kharaja yang berarti keluar. Jadi Golongan khawarij adalah pengikut ali yang telah meninggalkan barisannya. Mereka tidak setuju dengan arbitrase sebagai jalan penyelesaian sengketa antara Mu’awiyah dan Ali.  Alira khawarij bersepakat mengkufurkan  Ali bin Abi Thalib karena sudah menyetujui tahkim. Cuma saja mereka berbeda pendapat apakh kekufuran Ali  termasuk menyekutukan Tuhan (syirik) atau bukan?( Muhyiddin Abdul hamid, 1998, 152)
Nama lain dari kelompok ini adalah Syurah. Mereka menganggap dirinya bersedia mengorbankan diri untuk Allah. ( Nasution, 1986, 11) Hururiah juga merupakan sebutan lain dari golongan ini. Kata ini diambil dari nama tempat dimana mereka berkumpul setelah memisahkan diri dari Ali . Disni pula mereka mengangkat ‘Abdullah ibn Wahb Abi talib  Al Rasyidi menjadi Imam.
Prinsip mereka dalam ketatakenagaran lebih bersikap demokratis . Bagi mereka  siapa saja berhak menduduki kursi khalifah asal disepakati oleh seluruh masyarakat. Khalifah yang terpilih akan terus memegang jabatannya selama  ia bersikap adil dan menjalankan syari’at Islam. Namun kalau diketahui menyimpang ia wajib dibunuh atau diberhentikan. Dari prinsip mereka inilah akhirnya Usman, Ali Musa al asy’ari dan Amru bin ‘as   dianggap menyimpang dan kafir.  Disini khawarij memulai persoalan theology .Siapa yang kafir dan siapa yang bukan. Siapa yang mukmin dan siapa keluar dari Islam.Namun dari cacatan sejarah mereka tidak selalu punya kesepakatan mengenai masalah ini dan menyebakan terpecah menjadi beberapa sekte.
b.   Aliran Murjiah

         Golongan Murjiah adalah kelompok yang netral dan tidak mau memihak ke golongan yang sedang bertikai .Mereka bersikap menyerahkan ketentuan hokum kafir atau tidak kafir itu kepada Tuhan. Namun dalam perjalanan selanjutnya merekapun terjebak dalam lapangan teologi. Kalau kaum khawarij menilai kafir pada orang yang berbuat dosa besar, kaum murjiah menghukum mukmin pada mereka. Adapun dosa besar itu ditundea penyelesaiannya pada hari kiamat kelak.Mereka berasalan orang yang berbuat dosa beras tetap mengakui tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad menjadi Rasulnya.Oleh karena itu mereka masih mukmin dan bukan kafir.Mereka disini mengutamakan iman dan perbuatan adalah masalah kedua,.
c.   Golongan Qadariah dan Jabariah
Tuhan adalah pencipta  alam semesta termasuk manusia. Namun pertanyaan golongan ini adalah apakah manusia punya kebebasan atau atau manusia terikat dengan ketentuan Tuhan semata.  Menurut paham qadariah manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatannya.Paham qadariyah dipelopori oleh Ma’bad al-Juhani Sedangkan kaum jabariah beranggapan bahwa manusia tidak mempunyai  kemerdekaan dalam menentukan  kehendak  dan perbuatannya. Manusia dalam paham ini  terikat pada kehendak mutlak Tuhan. Paham ini dirintis oleh al Ja’ad ibn Dirham.


    d.   Muktazilah
Aliran  ini  membawa persoalan teologi yang lebih bersifat filosofis.dalam pembahasannya mereka banyak memakai  akal sehigga mereka dijuluki kaum rasionalis Islam. Ajarannya yang terkenal at tauhid . Tuhan dalam faham mereka betul-betul esa kalau Tuhan bersifat merupakan zat yang unik  tidak ada yang serupa dengannya. Ajarannya yang lain adalah manzilah manzilatain, al ‘adhl  janji dan ancaman perintah berbuat baik dab larangan berbuat kejahatan.


  1. Penutup

Demikianlah uraian Aliran theology dalam Islam yang masih dalam bentuknya yang sedehakna . barangkali kita dapat memtik kesimpulan bahwa sesungguhnya fakta histories ini mengetakan inila proses pendewasaan umat Islam setelah ditinggal rasullah. Dan semua itu harus kita kaji ulang bahwa topik tpik berbincangan mereka lebih bersifat metafisika saja. Yang semua itu kebenarannya adalah milik Allah . dari semua perbedaan itu sesungguhnya mereka bermuara pada satu arah yakni mentauhidkan Allah.









Daftar Pustaka

Nasution,harun., 1986, Teologi Islam, aliran aliran sejarah analisa perbandingan, UI Press
………………, 1985, Islam ditinjau dari beragai aspek,UI Pres
Muhyiddin Abdul Hamid, Muhammad ,1998, Prinsip-prinsip dasar aliran teologi Islam, Pustaka setia, bandung

0 komentar:

Posting Komentar